PadaaspekpertahananiniprestasiSBY-Kallasudahterlihatsemakinmenampilkansatukemajuan yang lumayan. Beragamperistiwanasionalmaupuninternasional yang menyangkutdengankeamananbangsabisadiatasi. KasusAmbalatdanMOU RI-GAMmenjadisalahsatusatubuktiprestasi yang sedikitmengharumkanprestasipemerintah.
Pada saat penyelesaian masalah antara PemerintahanRI dengan GAM terjadi beberapa perundinag antara kedua belah pihak. PemerintahanRI berharap penyelesaian konflik Aceh secara bermartabat, damai dan menyeluruh. Demikian dikatakan Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan usai rapat teknis pematangan rencana induk rehabilitasi dan rekontruksi Aceh-Nias di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (7/4/2005) malam.
PemerintahRI menegaskan GAM mutlak harus merima Otonomi Khusus jika menginginkan hidup berdampingan secara damai di Bumi Serambi Mekkah. Jika tercapai kesepakatan, poin tersebut akan ditindaklanjuti dengan pertemuan yang bersifat formal. Pertemuan formal itu menyangkut penghentikan konflik bersenjata di Aceh yang berkepanjangan secara menyeluruh.
Sedangkan penyelesaian kasus Ambalat yang melibatkan pemerintah Indonesia dengan Malaysia harus dilakukan secara beradab, bukan dengan menggunakan cara emosional, kata sosiolog Imam B. Prasodjo, di Jakarta, Rabu [10/06].
“Kita ini bertetangga dengan Malaysia, Singapura maupun Austarlia. Jika ada perselisihan itu adalah hal yang biasa. Untuk itu penyelesaianya harus dilakukan dengan beradab dan ditanggapi secara proporsional,” katanya saat dikonfirmasi. Menurut dia, penyelesaian secara beradab diantaranya adalah dengan melakukan dialog atau diplomasi antara kedua negara guna mencarii titik temu dari akar permasalahan yang ada. Jika ditanggapi secara emosional maka kasus ini tidak akan selesai.
Pihaknya khawatir bila hal ini dikembangkan terus tanpa ada transformasi wacana yang produktif dan cerdas, maka yang akan tumbuh subur adalah berkembangnya budaya kebencian dan keterhinaan yang mengarahkan dua bangsa ini ke dalam perang yangg tidak perlu. Salah satu solusi untuk menyelesaikan kasus Ambalat selain dengan melakukan diplomasi adalah dengan meningkatkan perhatian terhadap pulau-pulau terluar. Karena pulau terluar memendam beberapa potensi sumber daya alam yang menjadi incaran negara lain.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan dirinya sudah pernah berada di garis terdepan di Ambalat. Menurut SBY, pendekatan diplomasi tetap dikedepankan. Namun, jika menemui jalan buntu, pemerintah siap berkonfrontasi. Terutama, bila Malaysia tetap melanggar batas-batas wilayah Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar