Written by Hatta Harris Rahman | |
Presiden SBY menerima pataka Univeritas Pertahanan Indonesia dari Menhan Juwono Sudarsono saat peresmian universitas tersebut di Istana Negara, Rabu (11/3) pagi. (foto: cahyo/presidensby.info) (Jakarta, MADINA): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Universitas Pertahanan Indonesia atau Indonesian Defence University (IDU) yang diprakarsai Departemen Pertahanan RI di Istana Negara, Rabu (11/3) pagi. Pada saat yang bersamaan Presiden SBY juga membuka seminar internasional “Indonesia 2025: Tantangan Geopolitik dan Kemanan” yang ditandai dengan kuliah perdana yang disampaikan Presiden SBY. Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono melaporkan, sejak Presiden SBY menyatakan tekad mendirikan perguruan tinggi di bidang pertahanan, setahun lalu, Departemen Pertahanan melaksanakan langkah-langkah internal maupun eksternal mempersiapkan sebuah perguruan tinggi pertahanan yang berciri khas Indonesia dan sekaligus berkelas dunia. “Karakteristik khas Unhan adalah identitas, integritas, dan nasionalisme, sesuai dengan landasan bernegara kenegaraan yang berdasarkan Pancasila,” kata Juwono. “Sebagai perguruan tinggi di bidang pertahanan, Unhan merangkum dan menghimpun pendidikan jenjang S1 dan S2 yang meliputi Sekolah Strategi Perang Semesta (SSPS), Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI dan Sekolah Kajian Pertahanan dan Strategis (SKPS). Sesko TNI menintikberatkan kepada implementasi operasi militer gabungan, sedangkan SSPS lebih bermuatan strategis karena mencakup unsur komponen cadangan dan komponen pendukung secara integral,” jelasnya. Menurut Presiden SBY, diresmikannya Universitas Pertahanan Indonesia merupakan peristiwa yang bersejarah. “Saya berharap ke depan dengan berdirinya institusi ini, wawasan dan pengetahuan para perwira TNI dan Polri dengan mitra sipilnya terus dapat ditingkatkan. Atas nama negara dan pemerintah, saya mengucapkan terimkasih dan penghargaan kepada saudara Menteri Pertahanan, Panglima TNI, dan para pimpinan dan pejabat negara yang ikut serta bekerja keras mendirikan dan membentuk institusi Universitas Pertahanan Indonesia,” ujar Presiden SBY. “Semoga lembaga ini terus berkembang menjadi sebuah institusi yang credible, dan menjadi world class Defence University. Semoga di lembaga ini, pemahaman para perwira TNI dan siapa saja yang berminat terhadap masalah pertahanan dan keamanan serta masalah-masalah strategis lainnya, betul-betul dapat di perluas dan ditingkatkan,” SBY menerangkan. Sejak awal Presiden SBY memang mendorong dan mendukung berdirinya institusi ini dengan tiga alasan utama. Pertama, dalam perjalanan sejarahnya, Indonesia kaya dengan doktrin perang, strategi, dan taktik. Mulai dari perang konvensional, perang gerilya, sampai pada lawan terorisme. Kedua, dunia dan kawasan dimana Indonesia berada terus berubah dan berkembang, termasuk hakikat pertahanan, keamanan, dan perdamaian, termasuk pula dinamika geopolitik dan geoekonomi. "Alasan yang ketiga, kerjasama pertahanan antara Indonesia dengan negara-negara sahabat juga terus berkembang, termasuk telah dikukuhkannya ASEAN Political Security Community di bawah New ASEAN Charter,” Presiden SBY menjelaskan. Indonesia Berperan Penting dalam Perubahan Geopolitik dan Geoekonomi Kawasan Presiden SBY menyampaikan kuliah perdana saat meresmikan Universitas Pertahanan Indonesia, di Istana Negara, Rabu (11/3) pagi. (foto: cahyo/presidensby.info) Dinamika geopolitik dan geoekonomi akan tetap tinggi pada tingkat dunia maupun kawasan. Dinamika seperti itu tentu memberikan tantangan sendiri terhadap keamanan dan stabilitas. ”Indonesia sementara itu akan semakin berperan pada percaturan global dan regional. Apalagi Indonesia pada tahun 2025, insya Allah, akan menjadi negara ekonomi besar dari segi ukuran, GDP dan domestic market,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat meresmikan Universitas Pertahanan Indonesia atau Indonesian Defence University (IDU), di Istana Negara, Rabu (11/3) pagi. Indonesia, karena posisi geografisnya, juga akan berperan penting dalam konstelasi geopolitik dan geoekonomi. ”Jangan lupa dalam dialog antar peradaban, Indonesia yang memiliki tiga nilai yang saling berpadu dan berbaur yaitu nilai-nilai peradaban Timur, nilai-nilai peradaban Islam, dan nilai-nilai peradaban Barat, tentu akan memiliki peran penting dalam ikut serta membangun dialog antar peradaban tersebut untuk membangun harmony among civilization dan mencegah class of civilization,” SBY menjelaskan. ”Kalau kita berbicara mengenai kompetisi global, menyangkut sumber daya, utamanya yang berkaitan dengan energi dan pangan, Indonesia adalah salah satu negara kunci. Dengan latar belakang semuanya itu, saya berharap semua bisa didiskusikan dalam seminar nanti. Perluaslah cakrawala dan wawasan saudara-saudara tentang isu-isu utama dunia tersebut,” Presiden berpesan. Menurut Presiden SBY, kalau kita mempelajari sejarah perkembangan dunia, banyak sekali persoalan yang tidak bisa dipecahkan dan banyak terjadi peperangan karena salah persepsi, salah mengerti, dan salah kalkulasi. ”Oleh karena itu, memahami satu masalah dengan mendalam, diharapkan kita semua akan memiliki persepsi yang benar, pengertian benar, dan bisa mengkalkulasikan pilihan-pilihan yang akan kita ambil,” kata SBY. Dalam kuliah perdananya tersebut, Presiden SBY mengangkat isu-isu yang fundamental dan elementer berkaitan dengan International Peace and Security, Global Justice and Prosperity, dan The Making of Sustainable Global Order. Ada tiga agenda utama yang dikedepankan Presiden SBY dalam kuliah perdananya. ”Pertama, mengajak melihat potret realitas dunia saat ini. Kedua, setelah itu bersama-sama mengkonstruksikan apa yang menjadi harapan bangsa-bangsa di dunia. Ketiga, berkaitan dengan yang pertama dan kedua, kita bisa mendiskusikan pilihan-pilihan yang tersedia pada kita dan jalan seperti apa yang dapat kita lalui untuk menuju dunia yang adil, damai, dan sejahtera,” SBY memaparkan. ”Dunia saat ini sedang dilanda krisis perekonomian global. Jika dunia gagal mengatasi krisis perekonomian ini maka kemanan manusia sejagad akan terancam. Ini menyangkut human security. Poin saya adalah, krisis ekonomi baik langsung maupun tidak langsung mengancam keamanan manusia sedunia. Masa depan dunia sungguh suram dan keamanan dalam arti luas sungguh terancam,” lanjutnya. Namun tidak semuanya serba jelek. Masih ada harapan dan kesempatan. ”Ada sumber daya yang yang bila dengan cerdas dan arif, maka kita masih tetap bisa membangun dunia yang baik di masa depan. Termasuk membangun peradaban di abad 21 ini,” terang SBY. (osa/pressby.info) |
Senin, 07 Desember 2009
Presiden Resmikan Universitas Pertahanan Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar